Selasa, 28 Oktober 2014

SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI

Sejak zaman Yunani kuno jiwa manusia telah menjadi topik pembahasan para filosof. Namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832- 1920) mendirikan labolatorium psikologi pertama di kota Leipzing, Jerman.

Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu Phisiologi, sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno seperti Plato, aristoteles dan Socrates telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala- gejalanya.  Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus- menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Pada waktu itu belum ada pembuktian yang empiris dan psikologi masih merupakan bagian dari filsafat dalam arti murni.

Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh- tokohnya antara lain : Rene Descartes (1596- 1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646- 1716) yang mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psychophysical pararellism), John Locke (1623- 1704) dengan teori tabula rasa mengemukakan bahwa jika anak yang baru lahir masih bersih seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya juga jiwa dibahas oleh para ulama islam seperti Imam Al- Gazali.

Disamping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli ilmu faal juga mulai menyelidiki gejala kejiwaan melalui eksperimen- eksperimen. Walaupun mereka menggunakan metode ilmiah,  namun yang mereka selidiki terutama tentang urat syaraf penginderaan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat sensoris dan motorik di otak, serta hukum- hukum yang mengatur bekerjanya syaraf- syaraf tersebut. Diantara para tokohnya adalah : C. Bell (1774- 1842), F. Magendie (1758- 1855), J.P Muller (1801- 1858), P. Broca (1824- 1880), dan I.P. Pavlov (1849- 1936).

Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa dimana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah terlepas dari filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan dipelajari dengan lebih sistematis dan objektif. Selain metode eksperimen digunakan pula metode intropeksi oleh W. Wundt. Gelar kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran dan hukum. Ia dikenal sosiaolog dan filosof, dan orang pertama yang mengaku bahwa dirinya adalah sebagai psikolog dan di anggap sebagai bapak psikologi. Maka sejak itu psikologi berkembang sanga pesat dan bertambahnya sarjana psikologi, penyusun teori- teori psikologi dan keragaman pemikiran- pemikiran baru dan psikologi pun mula bercabang ke dalam berbagai aliran.