Banjir dan Longsor
di Aceh akibat Penebangan Ilegal
06 November 2014 18:57 wib
Gubernur Aceh Zaini Abdullah
menegaskan banjir dan tanah longsor yang menerpa tujuh kabupaten akibat masih
tingginya aktivitas penebangan ilegal pohon di hutan-hutan Aceh. "Dasar
sebabnya banyak seperti pemotongan kayu di hutan secara ilegal, ini masih
berlanjut. Kami minta pengertian kepada semua untuk menghentikan penebangan
liar," kata Gubernur saat mengunjungi pegungsian korban banjir di halaman
SMK N 2 Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Kamis (6/11/2014).
Dalam kunjungan itu, Zaini
didampingi Bupati Aceh Barat H T Alaidinsyah, Kapolres AKBP Faisal Rivai dan
Dandim 0105 Let Kol Jaka Susanta serta BNPB dari pusat dan Banda Aceh. Zaini
mengatakan, selain penebangan liar, faktor lain yang menyebabkan hutan rusak
yakni penambangan batu gajah di gunung. Dia berjanji akan menghentikan
penambangan batu gajah.
"Kontraktor pengusaha yang
sampai sekarang masih mengangkat batu gajah di gunung untuk kepentingan mereka,
ini bahaya sekali. Untungnya sedikit, ruginya besar. Ini sangat berdosa, ini
(batu gajah) bukan kepentingan beberapa golongan, ini kepentingan umat. Jadi
jangan lagi, ini harus dihentikan, batu gajah adalah paku di tanah," kata
dia. Di sisi lain, Zaini Abdulah meminta setiap pemerintah kabupaten mencatat
secara detail kerusakan infrastruktur serta korban pegungsian. Sebab, kata dia,
Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) siap mengucurkan dana untuk
masing-masing kabupaten senilai Rp200 juta.
Pada kesempatan tersebut Gubernur
Aceh juga menyerahkan secara langsung bantuan uang tunai senilai Rp5 juta
kepada dua keluarga korban meningal dunia akibat terseret arus banjir di Aceh
Barat. "Kemudian satu lagi perlu saya sampaikan bahwa beras bantuan
diterima korban banjir tidak layak dan sudah saya suruh ganti, ini hari harus
selesai, perlihatkan keprihatinan kita kepada masyarakat yang menjadi
korban," Zaini menambahkan.
Penyebab
terjadinya Banjir dan Tanah Longsor
Semua bencana pasti mempunyai penyebab, Penyebab dari
bencana banjir dan tanah longsor adalah
kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya menjaga lingkungan yaitu dengan
membuang sampah sembarangan (di selokan ,kali /sungai ,dll) yang berakibat
tersumbatnya saluran air sehingga air tidak bisa mengalir dengan lancar dan
juga karena pembangunan gedung-gedung maupun bangunan-bangunan apapun ,yang
tidak dibarengi dengan memperhatikan alam sekitar ,bencana ini juga dapat
disebabkan oleh penebangan yang dilakukan secara liar atau ilegal . Akibatnya
tidak adanya resapan air,karena tanah sudah tertutup semua oleh semen sehingga
saat hujan ,airnya berkubang ditempat yang paling rendah ,dan terjadilah banjir
. Disini seharusnya warga /masyarakat harus lebih sadar akan lingkungan sekitar
,
Menyikapi
bencana dan Penderitaan
Bencana dan pendaritaan adalah bagian yang tak mungkin
terpisahkan dari kehidupan manusia,sangat mustahil jika ada seorang manusia
yang tidak prnah mengalami penderitaan. Penderitaan dan kata derita. Kata
derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang
termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Dalam mengahadapi suatu bencana dan penderitaan ada baiknya
manusia berfikir positif. Berpikir positif merupakan suatu cara berpikir yang
lebih menekankan pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun situasi yang dihadapi. Setiap pikiran positif akan melihat setiap kesulitan
dengan cara yang gamblang dan polos serta tidak mudah terpengaruh sehingga
menjadi putus asa oleh berbagai tantangan ataupun hambatan yang di hadapi.
Individu yang berpikir positif selalu di dasarkan fakta bahwa setiap masalah
pasti ada pemecahan dan suatu pemecahan yang tepat selalu melalui proses
intelektual yang sehat.
Membentuk sikap positif terhadap
suatu keadaan yang tidak menyenangkan akan membuat seseorang melihat keadaan
tersebut secara rasional, tidak mudah putus asa ataupun menghindar dari keadaan
tersebut, tetapi justru akan mencari jalan keluarnya. Berpikir positif
berkaitan dengan perhatian positif (positive attention) dan juga perkataan yang
positif (positive vernalization). Kita juga harus selalu yakin
bahwa setiap penderitaan yang kita alami datang dari Tuhan Y.M.E. dengan hidup
lebih berserah diri dan yakin akan kebesaran tuhan ,segala derita yang kita
pikul juga bisa lebih terasa ringan.
Solusi
menghindari bencana dan penderitaan
. bencana-bencana yang terjadi diakibatkan oleh ulah manusia
itu sendiri,seperti bencana banjir yang sesungguhnya dikerenakan sampah dan
kurangnya daerah resapan air. Sampah yang menggunung jelas ulah manusia. Jika
saja menusia tdak membuang sampah sembarangan dan memiliki pengetahuan lebih
tentang daur ulang sampah maka tidak akan tejadi tumpukan sampah dimana-mana.
Karena itu solusi paling tepat untuk menghindari bencana
adalah memulaiya dari kesadaran dalam diri masing-masing individu untuk behenti
melakukan tindaan-tindakan yang mampu memacu terjadinya suatu bencana yang pada
akhirnya menyebabkan penderitaan. Sebaiknya cara yang paling tepat atau solusi
yang paling tepat adalah tetap waspada saat mendekati musim musim mendekati
bencana ,misalnya musim hujan . Kita harus tetap bersiaga dan selalu berdoa
Sikap
saya mengenai bencana dan penderitaan
Bencana alam sebagai peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam,manusia, dan atau oleh keduanya dan
menyebabkan korban manusia, penderitaan, kerugian,kerusakan sarana dan
prasarana lingkungan dan ekosistemnya serta menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan dan penghidupan masyarakat. Penanggulangan Bencana Alam yangdilakukan
saat ini masih menyimpan beberapa masalah antara lain sebagai berikut:• Kelambatan dalam mengantisipasi tanggap darurat bencana;
• Kurangnya koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam pemulihan pasca bencana;
• Kerangka kerja kelembagaan lebih fokus pada pelaksanaan tanggap darurat bencana disbanding pemulihan pasca bencana serta pendanaan yang lebih ditekankan pada tanggap daruratbencana.
• Pemahaman atas pengurangan resiko bencana juga masih terlihat jelas akan kurangnya pemahaman dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan resiko bencana.