Istilah-Istilah klinis
1. Mental
Health = terwujudnya keharonisan yang
sungguh-sungguh antara fungsi jiwa dan psikis(fungsi jiwa baik/ideal)
2. Mental
Hygiene = Suatu upaya memelihara mental yang sehat dan
mencegah mental yang tidak Sehat.
3. Control Study =
4. Faking
study = Dalam test-test psikologi adanya kecurangan
yang terjadi pada pemeriksaan kognitif yang menggunakan self report, untuk
mencapai maksud tertentu (memperoleh pekerjaan, sekola dll), faking dapat
berupa faking good dan faking bad. Keduanya dilakukan sengaja.
5.real
life study = The Stanford penjara percobaan (SPE) adalah
studi tentang psikologi efek menjadi tahanan atau penjara penjaga . Penelitian
dilakukan di Stanford University dari 14-20 Agustus 1971, oleh tim peneliti
yang dipimpin oleh profesor psikologi Philip Zimbardo . [1] Hal ini didanai
oleh Kantor AS Naval Research [2] dan menarik bagi kedua Angkatan Laut AS dan
Korps Marinir sebagai penyelidikan atas penyebab konflik antara penjaga militer
dan tahanan. bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa ciri-ciri kepribadian yang
melekat tahanan dan penjaga adalah penyebab utama perilaku kasar di penjara.
6.Analog study =
Dengan mengacu pada penyelidikan yang mencoba untuk meniru atau
mensimulasikan, di bawah dikendalikan kondisi , situasi yang terjadi dalam
kehidupan nyata. Demikian itu adalah
penelitian prosedur yang mempelajari perilaku yang menyerupai gangguan mental
atau fitur terisolasi dari gangguan mental. Biasanya digunakan dalam situasi di
mana penyidik berharap untuk mendapatkan eksperimental yang lebih besar kontrol
atas independent variable.
7. Single case design = desain penelitian yang
paling sering digunakan dalam bidang terapan psikologi, pendidikan, dan
perilaku manusia di mana subjek berfungsi sebagai / control nya sendiri,
daripada menggunakan individu lain / kelompok. Peneliti menggunakan desain
single-subjek karena desain ini peka terhadap perbedaan organisme individu vs
kelompok desain yang sensitif terhadap rata-rata kelompok. Sering kali akan ada
sejumlah besar subyek dalam studi penelitian menggunakan desain single-subjek,
namun-karena subjek berfungsi sebagai kontrol mereka sendiri, ini masih desain
single-subjek. [1] Desain ini digunakan terutama untuk mengevaluasi efek dari
berbagai intervensi dalam penelitian terapan. [2]
10. multiple baseline design
Ada tiga variasi dalam disain multiple
baseline yaitu, disain multiple baseline cross variabel, cross kondisi, dan
subyek. Disain multiple baseline merupakan disain yang memiliki validitas
internal yang lebih baik dari pada disain yang lain. Prosedur dasar multiple
baseline adalah pengumpulan data pada fase baseline secara simultan pada tiga
atau lebih (variabel, kondisi, atau subyek). Prosedur dasar multiple baseline
adalah pengumpulan data pada fase baseline secara simultan pada tiga atau lebih
(variabel, kondisi, atau subyek) yang berbeda. Setelah data baseline dari
ketiga variabel mencapai kecenderungan dan level yang stabil intervensi mulai
diberikan kepada (variabel, kondisi, atau subyek) yang pertama. Jika target
behavior (variabel, kondisi, atau subyek) yang pertama telah stabil dan
mencapai kriteria tertentu, intervensi kemudian diberikan pada (variabel,
kondisi, atau subyek) kedua sambil intervensi untuk (variabel, kondisi, atau
subyek) pertama tetap dilanjutkan dan pada (variabel, kondisi, atau subyek)
ketiga masih tetap dalam kondisi baseline. Setelah terget behavior untuk
(variabel, kondisi, atau subyek) ke dua juga mencapai kriteria tertentu dan
stabil intervensi untuk (variabel, kondisi, atau subyek) ke tiga mulai
diberikan. Demikian selanjutnya sampai semua (variabel, kondisi atau subyek)
mendapat intervesi. Dalam menggunakan disain multiple baseline ada 6 hal yang
perlu diperhatikan, yaitu: (1) merumuskan tujuan sebelum memulai penelitian, (2)
memberikan intervensi setelah data pada fase baseline menjadi stabil dan
mencapai level tertentu, (3) memberikan intervensi pada fase baseline yang lain
setelah fase intervensi pertama mencapai level tertentu, (4) menentukan tiga
target atau lebih pada fase baseline, (5) mengupayakan agar ketiga fase
baseline benar-benar independen terhadap satu dengan yang lain, dan (6)
mengupayakan kondisi baseline yang sama untuk menghindari intervensi yang tidak
konsisten.
11. unsystematic observation = Dilakukan tanpa adanya persiapan yang
sistematis atau terencana tentang apa yang akan diobservasi, karena peneliti
tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Dalam observasi ini, observer
membuat rancangan observasi namun tidak digunakan secara baku seperti dalam observasi
sistematik, artinya observer dapat mengubah objek observasi berdasarkan situasi
lapangan.
12. controlled observation = Suatu
observasi yang produser dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya dibantu
dengan alat-alat yang peka, dan dalam lembar observasinya dipergunakan proses
control yang memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali. Oleh karena itu
lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat
kompleks. Selain itu, biasanya sebelum observasi sesungguhnya dilakukan,terlebih
dahulu diadakan simulasi-simulasi.
13. uncontrolled observation = Sebagai suatu proses observasi yang
dilakukan secara spontan trhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan
alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi
tadi. Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat sederhana,
hanya berisi garis beras pedoman tanpa suatu rancangan yang kompleks.
14. naturalistic observation = pengamatan
yang bersifat tanpa adanya campur tangan atau memanipulasi percobaan. Para
pengamat naturalistik lebih suka mengamati perilaku secara alami, tanpa campur
ilmiah. Dalam aplikasinya pengamatan lansung dapat memberikan baik klien dan
penilai berkesempatan untuk memilih tujuan pengobatan. Pengamatan langsung dari
sampel perilaku juga dapat digunakan untuk menilai efektivitas relative dari
berbagai prosedur perawatan. Pengamatan naturalistik sangat berguna ketika
aspek perilaku tidak bisa atau tidak harus dimanipulasi.
15. Placebo effect = ini mungkin lebih dikenal di dunia
kedokteran dengan istilah hypnotherapy. Placebo effect adalah salah satu cara
pengobatan di dunia kedokteran dengan cara memberikan sugesti kepada pasien
agar rasa sakit yang diderita si pasien berkurang.
Placebo
effect ini hanya bekerja dan berguna untuk mengurangi rasa sakit akibat
penyakit, atau memberikan sugesti kepada orang-orang yang depresi,
ketergantungan, kecanduan obat-obatan, dan lain sebagainya.
16. Efek Hawthorne = fenomena
psikologis yang menghasilkan peningkatan perilaku manusia atau kinerja sebagai
hasil dari peningkatan perhatian dari atasan, klien atau kolega.
17. Deception (penipuan) = dalam penelitian psikologi hanya
diperbolehkan apabila tidak ada cara lain untuk melakukan penelitian tersebut.
beberapa peneliti member argumentasi bahwa penelitian mereka tidak akan
menghasilkan jawaban yang natural apabila mereka mengetahui topik penelitian.
18. Confidentiality = pencegahan bagi mereka yang tidak
berkepen-tingan dapat mencapai informasi . Secara umum dapat disebutkan bahwa
kerahasiaan mengandung makna bahwa informasi yang tepat terakses oleh mereka
yang berhak ( dan bukan orang lain), sama analoginya dengan e-mail maupun
data-data perdagangan dari perusahaan.
19. Informel consent =
Persetujuan tindakan medis (Informed Consent) adalah pernyataan
persetujuan (consent) atau izin dari pasien yang diberikan dengan bebas,
rasional, tanpa paksaan (voluntary) tentang tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan
kedokteran yang dimaksud. Persetujuan ini bisa dalam bentuk lisan maupun
tertulis. Pada hakikatnya informed consent adalah suatu proses komunikasi
antara dokter dan pasien tentang kesepakatan tindakan medis yang akan dilakukan
dokter terhadap pasien (ada kegiatan penjelasan rinci oleh dokter), sehingga
kesepakatan lisan pun sesungguhnya sudah cukup.
20.
Narrowing Questions = yaitu mulai dengan mengajukan pertanyaan
luas, kemudian disusul dengan pertanyaan yang lebih mendetail. Fungsinya adalah
mengetahui sikap klien yang spontan atau yang sejujur-jujurnya.
21. Progressing Questions = mulai dengan memberikan pertanyaan tentang
suatu yang dekat dengan apa yang sesungguhnya ingin diketahui, kemudian
menyusul pertanyaan yang secara progresif mengarah pada hal yang sesungguhnya
ingin diketahui.
22. Embedding Questions = ialah menyembunyikan pertanyaan yang
lebih signifikan, ke dalam pertanyaan lain.
23. Leading Questions = memberikan pertanyaan yang terarah pada
sesuatu yang ingin diketahui dengan cara yang hati-hati.
24. Pengertian Anamnesis = suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan
lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung
atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk
mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya.
25. Diagnosa = proses melakukan pemeriksaan
terhadap sesuatu dengan menggunakan cara dan teknik tertentu.
26. prognosa = peramalan dari kemungkinan dari
suatu penyakit, sebuah perkiraan kemungkinan hasil akhir penyakit, baik dengan
atau tanpa pengobatan.
27. test retest = Untuk melakukan uji reliabilitas
kuesioner dengan teknik pengukuran berulang dilakukan dengan langkah-langkah
yang telah ditentukan.
28. internal consistency =
hasil pengujian yang sama dengan menggunakan berbagai
pernyataan-pernyataan membangun
29. Equivalent Forms =
Sejauh mana seorang individu memperoleh skor yang sama pada setara, atau
paralel, bentuk tes yang sama. (buku Ψ Klinis/google translate)
30. Split-Half = Sejauh mana skor individu pada satu
setengah dari tes (misalnya, item bernomor genap) yang mirip dengannya
(laki-laki atau perempuan) skor pada setengah lainnya (misalnya, item ganjil).
(buku Ψ Klinis/google translate)
31. Content Validity
1)
Validitas yang berkenaan dengan baik buruknya sampling dari suatu populasi.
2)
Sejauh mana item wawancara memadai mengukur semua aspek konstruk yang diukur (
32. Predictive Validity
1)
Validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan
kinerja seseorang di masa mendatang. (google)
2)
Bentuk validitas-kriteria yang terkait. sejauh mana skor wawancara berkorelasi
dengan nilai pada langkah-langkah lain yang relevan diberikan di beberapa titik
di masa depan. (buku Ψ Klinis/google translate)
33. Construct Validity
1) Validitas yang berkenaan dengan kualitas aspek
psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran
serta terdapat evaluasi bahwa suatu konstruk tertentu dapat menyebabkan kinerja
yang baik dalam pengukuran. (google)
2) Sejauh mana skor wawancara
berkorelasi dengan langkah-langkah lain atau perilaku dalam cara yang logis dan
secara teoritis konsisten. Untuk membangun valid, wawancara harus menunjukkan
semua aspek validitas. (buku Ψ Klinis/google translate)
34. Concurrent Validity
1) Validitas yang berkenaan dengan hubungan antara skor dengan kinerja.
(google)
2) Bentuk validitas-kriteria yang
terkait. sejauh mana skor wawancara berkorelasi dengan nilai pada
langkah-langkah lain yang relevan diberikan pada saat yang sama. (buku Ψ
Klinis/google translate)