Review
Jurnal psikologi
I. A. Judul
Penelitian
Jurnal penelitian kuasi eksperimen
B. Nama Penulis
Agus Darma Putra, Ni Ketut Suarni, dan Dewi
Arum
C.
Nama Jurnal
Efektifitas
Konseling Behavioral Dengan Teknik Modeling Untuk Mengoptimalkan Penyesuaian
Diri Siwa Kelas X SMK Negri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014
D. Tahun dan
penerbit
Universitas Pendidikan
Ganesha singaraja, Indonesia
Tahun 2014
II. Tujuan penulisan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektifitas konseling behavioral dengan teknik modeling untuk mengoptimalkan
penyesuaian diri siswa kelas X SMK 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.
III. Latar Belakang
Masalah
Perkembangan
individu adalah proses yang dialami oleh individu atau seseorang secara fisik
dan psikis yang sifatnya dinamis mengarah kepada perubahan yang lebih baik
(Suarni, 2009:1). Perubahan fisik individu berupa semakin optimalnya funsi
fisik seperti kaki, tangan, dan muluit dalam berbicara, sementara perubahan
psikis seperti meningkatnya kecerdasan, lebih mandiri dan sebagainya.
Perkembangan yang idea adalah ketika individu mampu menyelesaikan setiap tugas perkembangan
dengan baik dan mencapai kematangan secara psikis yang di manipestasikan dalam
sikap individu itu sendiri.
Kematangan
sikap individu dapat terealisasi dengan pemberian pendidikan, pendidikan adalah
proses pelatihan dan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik guna untuk
mengembangkan kecerdasan dan pematangan sikap individu. Undang-undang system
pendidikan nasional yaitu UU No.20 Th.
2003 pasal 1 menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat dan bangsa Negara. Ada dua aspek pokok yang menjadi
tantangan individu dalam penyesuaian diri yakni tuntutan-tuntutan dari dalam
diri yang disebut penyesuaian pribadi dan tuntutan-tuntutan dari lingkungan
sosialnya yang disebut penyesuaian sosial apabila individu mapu
mengharmonisasikan atau menyelarsakan kedua penyesuain itu yang direalisasikan
melalui aktualisasi diri dan interaksi sosial yang baik maka individu sudah
dapat dikatakan dapat melakukan penyesuaian diri.
Penyesuaian
diri adalah kemampuan individu untuk mengenali dirinya secara utuh dan menerima
keadaan dirinya baik kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh diri nya serta
diberdayakan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang di tanamkan oleh diri nya
sendiri. Menurut Hurlock (1978) penyesuaian sosial diartikan sebagai
keberhasilan individu untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya
dan kepada kelompoknya pada khususnya. Yang dimaksud efesien adalah menghemat
tenaga dan waktu dalam melakukan respon terhadap stimulus dari dalam diri
maupun lingkunga sosial dengan hal ini orang yang telah mampu memberdayakan
diri nya dengan melakukan penyesuaian diri yang baik adalah orang yang telah
belajar memahami dan berinteraksi dengan diri nya sendiri dan lingkungan
sosialnya dengan cara-cara matang, efesien, memuaskan dan sehat serta mampu
mengatasi konflik mental.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri di pengaruhi oleh faktor
situasi dan nilai-nilai. Faktor situasi dimaksud penyesuaian diri dan bagaimana penilaian orang lain mengenai
baik nya penyesuaian diri tergantung pada situasi seperti apa individu
melakukan penyesuaian dirinya, dapat wajar pada satu situasi, tetapi tidak
wajar pada situasi yang lain. Namu tidak banyak orang yang mampu memperdayakan
dirinya mengembangkan penyesuaian yang baik (well adjusted person) hal ini sering dikenal dengan istilah maladjustment (penyesuain diri yang
kurang baik) yang menunjukan ketidakmampuan individu memberikan respon yang
memuaskan, efektif, dan efesien terhadap suatu stimulus dan keadaan tertentu.
Timbul nya maladjustment dikarenakan
penyesuaian pribadi yang kurang atau penyesuaian pribadi yang kurang atau
penyesuaian sosial yang tidak optimal.
Seperti
di SMK Negri 2 Singaraja, masih banyak siswa yang menunjukan perilaku maladjustment. Hal ini sesuai dengan
hasil observasi yang dilakukan pada saat melakukan PLBKS (Praktik lapangan
bimbingan konseling disekolah). Banyak gejala-gejala yang dapat diperhatikan
disekolah dari perilaku yang menunjukan perilaku maladjustment seperti siswa yang suka meneyndiri dikelas dan
dikucilkan dari kelompok yang menunjukan kematangan social yang kurang,
berkelahi karena saling sindir kejadian ini di temukan pada bulan ke 3 PLBKS.
Ada siswa yang mau disuruh-suruh temanya untuk mengerjakan tugasnya yang
menunjukan siswa terkait belum mampu menunjukan kematangan intelektualnya yang
mengarah pada sikap asertif.
Tentu
untuk mengembangkan sikap penyesuaian diri yang baik well adjusted person perlu bantuan untuk siswa untuk mengatasi
permasalah-permasalahan penyesuaian personal dan social yaitu salah satunya
dengan pelayanan bimbingan konseling. Bimbingan merupakan proses pemberian
bantuan kepada siswi atau siswa dengan membahas suatu topic permasalahan remaja
yang sifat nya mencegah. Dan koseling adalah proses pemberian bantuan yang
dilakuakan oleh konselor kepada konseli secara tatap muka dengan prosedur dan
teknik yang tepat sehingga konseli mampu
memberdayakan dirinya untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang di alami.
Sesuai dengan pembelajaran sebelumnya yang menjelaskan penyesuaian diri adalah
suatu bentuk tingkah laku. Maka dari itu untuk mengoptimalkanya di butuhkan
terapi prilaku pula yaitu dengan memberikan konseling behavioral.
Konseling
behavioral adalah terapi tingkah laku yang merupakan proses pemberian bantuan
kepada konseli atau siswa menciptakan tingkah laku yang baru dan mengharuskan
tingkah laku maladaptif serta mengembangkan dan mempertahankan tingkah laku
baru yang telah dibentuk (corey, 1999). Konseling behavioral ditandai dengan
pendekatan pemusatan perhatian tingkah laku yang tampak dan spesifik,
kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatmen, perumusan prosedur treatmen
yang spesifik sesuai dengan masalah dan penafsiran objektif atas hasil-hasil
terapi.
Penyesuaian
diri (self adjustment) merupakan
tingkah laku yang dapat dipelajari melalui mengamati individu lain yang menunjukan
perilaku penyesuaian diri yang baik. Hal ini sesuai dengan pengaruh dari
modeling dengan menunjukan respon baru terhadap stimulus yang di tunjukan
dengan dan diperlihatkan dalam perilaku yang baru yang lebih efektif.
Bedasarkan permasalahan tersebut, dapat dilakukan penelitian untuk menjawab
pertanyaan, apakah konseling behavioral dengan tekinik modeling efektif untuk
mengoptimalkan penyesuaian diri siswa kelas X SMK 2 singaraja?.
IV. Metode
Penelitian
- Jenis/ Metode
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan desain kuasi eksperimen, karena desain ini merupakan desain
yang lebih kuat dari desain pra-eksperimen dan lebih lemah dari desain
eksperimen murni, pengambilan sampel dilakukan menggunakan Teknik yang digunakan
untuk menentukan informasi dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling dimana informasi dipilih dalam pertimbangan dan tujuan tertentu.
V. Hasil Penelitian
Bedasarkan
analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah di lakukan dan
dipaparkan pada BAB sebelumnya, maka secra garis besar dapat disimpulkan bahwa
dari hasil uji hipotesis menggunakan hasil analisis t-test di peroleh thitung
= 5,09
dan ttabel
dengan
db = 18 dan taraf signifikan 0,05 atau 5% adalah 2,101 dengan demikian
diperoleh perhitungan thitung > ttabel
(5,09
> 2,101) dan hasil nilai posttest kelompok control. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis alternative diterima dengan kata lain “konseling
behavioral dengan teknik modeling efektif mengoptimalkan penyesuaian diri siswa
kelas X SMK Negri 2 singaraja tahun pelajaran 2013/2014”
Bedasarkan
kesimpulan yang telah didapatkan, bagi guru pembimbing atau guru BK penting
untuk direkomendasikan hasil penelitian ini untuk mengoptimalkan penyesuaian
siswa lainnya. Guru BK atau guru pembimbing merupakan model dan pelak sana yang
memilikikompetensi untuk melakukan pelayanan bimbingan konseling yang
berlandaskan teori konseling behavioral dengan menggunakan teknik modeling
secara berjenjang.
VI. kelebihan dan kelemahan
-
Kelebihan : karena dalam penelitian ini
menggunakan metode desain kuasi eksperimen maka hasil nya akan lebih kuat dari
desain pra-eksperimen
-
Kekurangan : tetapi karena dalam
penelitian ini menggunakan metode desain kuasi eksperimen maka hasil juga akan
terlihat lemah jika dibandingkan dengan desain eksperimen murni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar