Senin, 20 Juni 2016

Review Jurnal Eksperimen

Review Jurnal psikologi

I.   A. Judul Penelitian
 Jurnal penelitian kuasi eksperimen
    B. Nama Penulis
  Agus Darma Putra, Ni Ketut Suarni, dan Dewi Arum
    C. Nama Jurnal
  Efektifitas Konseling Behavioral Dengan Teknik Modeling Untuk Mengoptimalkan Penyesuaian Diri Siwa Kelas X SMK Negri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014
D. Tahun dan penerbit 
Universitas Pendidikan Ganesha singaraja, Indonesia
Tahun 2014

II. Tujuan penulisan
       Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas konseling behavioral dengan teknik modeling untuk mengoptimalkan penyesuaian diri siswa kelas X SMK 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014.

III. Latar Belakang Masalah
Perkembangan individu adalah proses yang dialami oleh individu atau seseorang secara fisik dan psikis yang sifatnya dinamis mengarah kepada perubahan yang lebih baik (Suarni, 2009:1). Perubahan fisik individu berupa semakin optimalnya funsi fisik seperti kaki, tangan, dan muluit dalam berbicara, sementara perubahan psikis seperti meningkatnya kecerdasan, lebih mandiri dan sebagainya. Perkembangan yang idea adalah ketika individu mampu menyelesaikan setiap tugas perkembangan dengan baik dan mencapai kematangan secara psikis yang di manipestasikan dalam sikap individu itu sendiri.
Kematangan sikap individu dapat terealisasi dengan pemberian pendidikan, pendidikan adalah proses pelatihan dan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik guna untuk mengembangkan kecerdasan dan pematangan sikap individu. Undang-undang system pendidikan nasional yaitu UU No.20  Th. 2003 pasal 1 menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa Negara. Ada dua aspek pokok yang menjadi tantangan individu dalam penyesuaian diri yakni tuntutan-tuntutan dari dalam diri yang disebut penyesuaian pribadi dan tuntutan-tuntutan dari lingkungan sosialnya yang disebut penyesuaian sosial apabila individu mapu mengharmonisasikan atau menyelarsakan kedua penyesuain itu yang direalisasikan melalui aktualisasi diri dan interaksi sosial yang baik maka individu sudah dapat dikatakan dapat melakukan penyesuaian diri.
Penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk mengenali dirinya secara utuh dan menerima keadaan dirinya baik kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh diri nya serta diberdayakan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang di tanamkan oleh diri nya sendiri. Menurut Hurlock (1978) penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan individu untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan kepada kelompoknya pada khususnya. Yang dimaksud efesien adalah menghemat tenaga dan waktu dalam melakukan respon terhadap stimulus dari dalam diri maupun lingkunga sosial dengan hal ini orang yang telah mampu memberdayakan diri nya dengan melakukan penyesuaian diri yang baik adalah orang yang telah belajar memahami dan berinteraksi dengan diri nya sendiri dan lingkungan sosialnya dengan cara-cara matang, efesien, memuaskan dan sehat serta mampu mengatasi konflik mental.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri di pengaruhi oleh faktor situasi dan nilai-nilai. Faktor situasi dimaksud penyesuaian diri  dan bagaimana penilaian orang lain mengenai baik nya penyesuaian diri tergantung pada situasi seperti apa individu melakukan penyesuaian dirinya, dapat wajar pada satu situasi, tetapi tidak wajar pada situasi yang lain. Namu tidak banyak orang yang mampu memperdayakan dirinya mengembangkan penyesuaian yang baik (well adjusted person) hal ini sering dikenal dengan istilah maladjustment (penyesuain diri yang kurang baik) yang menunjukan ketidakmampuan individu memberikan respon yang memuaskan, efektif, dan efesien terhadap suatu stimulus dan keadaan tertentu. Timbul nya maladjustment dikarenakan penyesuaian pribadi yang kurang atau penyesuaian pribadi yang kurang atau penyesuaian sosial yang tidak optimal.
Seperti di SMK Negri 2 Singaraja, masih banyak siswa yang menunjukan perilaku maladjustment. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan pada saat melakukan PLBKS (Praktik lapangan bimbingan konseling disekolah). Banyak gejala-gejala yang dapat diperhatikan disekolah dari perilaku yang menunjukan perilaku maladjustment seperti siswa yang suka meneyndiri dikelas dan dikucilkan dari kelompok yang menunjukan kematangan social yang kurang, berkelahi karena saling sindir kejadian ini di temukan pada bulan ke 3 PLBKS. Ada siswa yang mau disuruh-suruh temanya untuk mengerjakan tugasnya yang menunjukan siswa terkait belum mampu menunjukan kematangan intelektualnya yang mengarah pada sikap asertif.
Tentu untuk mengembangkan sikap penyesuaian diri yang baik well adjusted person perlu bantuan untuk siswa untuk mengatasi permasalah-permasalahan penyesuaian personal dan social yaitu salah satunya dengan pelayanan bimbingan konseling. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada siswi atau siswa dengan membahas suatu topic permasalahan remaja yang sifat nya mencegah. Dan koseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakuakan oleh konselor kepada konseli secara tatap muka dengan prosedur dan teknik yang  tepat sehingga konseli mampu memberdayakan dirinya untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang di alami. Sesuai dengan pembelajaran sebelumnya yang menjelaskan penyesuaian diri adalah suatu bentuk tingkah laku. Maka dari itu untuk mengoptimalkanya di butuhkan terapi prilaku pula yaitu dengan memberikan konseling behavioral.
Konseling behavioral adalah terapi tingkah laku yang merupakan proses pemberian bantuan kepada konseli atau siswa menciptakan tingkah laku yang baru dan mengharuskan tingkah laku maladaptif serta mengembangkan dan mempertahankan tingkah laku baru yang telah dibentuk (corey, 1999). Konseling behavioral ditandai dengan pendekatan pemusatan perhatian tingkah laku yang tampak dan spesifik, kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatmen, perumusan prosedur treatmen yang spesifik sesuai dengan masalah dan penafsiran objektif atas hasil-hasil terapi.
Penyesuaian diri (self adjustment) merupakan tingkah laku yang dapat dipelajari melalui mengamati individu lain yang menunjukan perilaku penyesuaian diri yang baik. Hal ini sesuai dengan pengaruh dari modeling dengan menunjukan respon baru terhadap stimulus yang di tunjukan dengan dan diperlihatkan dalam perilaku yang baru yang lebih efektif. Bedasarkan permasalahan tersebut, dapat dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan, apakah konseling behavioral dengan tekinik modeling efektif untuk mengoptimalkan penyesuaian diri siswa kelas X SMK 2 singaraja?.  
                                         
IV. Metode Penelitian 
- Jenis/ Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen, karena desain ini merupakan desain yang lebih kuat dari desain pra-eksperimen dan lebih lemah dari desain eksperimen murni, pengambilan sampel dilakukan menggunakan Teknik yang digunakan untuk menentukan informasi dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dimana informasi dipilih dalam pertimbangan dan tujuan tertentu.

V. Hasil Penelitian
Bedasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah di lakukan dan dipaparkan pada BAB sebelumnya, maka secra garis besar dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji hipotesis menggunakan hasil analisis t-test di peroleh thitung = 5,09 dan ttabel dengan db = 18 dan taraf signifikan 0,05 atau 5% adalah 2,101 dengan demikian diperoleh perhitungan thitung > ttabel (5,09 > 2,101) dan hasil nilai posttest kelompok control. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternative diterima dengan kata lain “konseling behavioral dengan teknik modeling efektif mengoptimalkan penyesuaian diri siswa kelas X SMK Negri 2 singaraja tahun pelajaran 2013/2014”
Bedasarkan kesimpulan yang telah didapatkan, bagi guru pembimbing atau guru BK penting untuk direkomendasikan hasil penelitian ini untuk mengoptimalkan penyesuaian siswa lainnya. Guru BK atau guru pembimbing merupakan model dan pelak sana yang memilikikompetensi untuk melakukan pelayanan bimbingan konseling yang berlandaskan teori konseling behavioral dengan menggunakan teknik modeling secara berjenjang.  
     
VI. kelebihan dan kelemahan
-          Kelebihan : karena dalam penelitian ini menggunakan metode desain kuasi eksperimen maka hasil nya akan lebih kuat dari desain pra-eksperimen

-          Kekurangan : tetapi karena dalam penelitian ini menggunakan metode desain kuasi eksperimen maka hasil juga akan terlihat lemah jika dibandingkan dengan desain eksperimen murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar